Negara Sumber Uang Bos Wagner Group

Wagner Group telah jadi pasukan andalan Rusia dalam perang melawan Ukraina di Bakhmut.

Namun selain berperang untuk Rusia, kelompok tentara bayaran ini juga menjalankan bisnis pengamanan di berbagai negara--yang tentunya menghasilkan banyak uang untuk mereka.

, Selasa (27/6/2023), berikut empat negara yang jadi sumber uang utama Wagner Group.

tirto.id - Benua Afrika tidak satu suara dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina. Hanya 28 negara yang menyatakan mengutuk tindakan tersebut dalam resolusi Majelis Umum PBB yang dikeluarkan awal Maret silam. Sebanyak 17 negara memutuskan abstain (termasuk Afrika Selatan) atau hampir sepertiga dari anggota Uni Afrika; 8 tidak memberikan suara; dan 1 menyatakan menolak (Eritrea, selama ini disorot karena memiliki riwayat represi dan penindasan HAM).

Olayinka Ajala, pengajar hubungan internasional di Leeds Beckett University, menulis di The Conversation bahwa ketergantungan terhadap Rusia di sektor keamanan, pertahanan, dan militer adalah salah satu alasan mengapa banyak negara di Afrika diam.

Stockholm International Peace Research Institute mencatat Rusia menjadi penyuplai senjata terbanyak di Afrika sepanjang 2017 hingga 2021. Kontribusinya mencapai 44 persen dari total impor senjata. Sementara kerja sama militer yang telah terjalin antara 2014 sampai 2018 sedikitnya berjumlah 19.

Selama ini kemitraan dengan Rusia sangat bermanfaat bagi banyak negara Afrika untuk meredam berbagai berbagai gerakan dan pemberontakan. Nigeria menggunakan senjata dan pelatihan dari Rusia dari kerja sama tahun lalu untuk memerangi militan islamis Boko Haram dan grup Negara Islam dari Afrika Tengah. Sementara Etiopia yang juga menjalin kerja sama tahun lalu memakainya untuk menghadapi konflik dengan pemberontak dari kawasan Tigray.

Beberapa aliansi militer Rusia-Afrika bisa dikatakan relatif mapan karena sudah dibangun sedari era Perang Dingin, persisnya sejak dekade 1960-70. Pada masa itu Uni Soviet banyak memberikan dukungan politik, senjata, sampai pelatihan militer kepada kelompok dan pemerintahan marxis di Afrika.

Menggulingkan para pemimpin militer Rusia

Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa ada "hukuman yang tak terhindarkan" bagi mereka yang memecah belah masyarakat Rusia. Dia mengatakan beberapa orang Rusia telah "ditipu untuk melakukan petualangan kriminal".

Tanpa secara khusus menyebut bos kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang bersumpah menggulingkan para pemimpin militer Rusia, Putin mengatakan "ambisi" tinggi dari beberapa orang telah menyebabkan "pengkhianatan tingkat tinggi".

Putin menegaskan masa depan Rusia dipertaruhkan seraya menyebut tindakan para pemberontak sebagai "tikaman dari belakang".

Dan dia mengatakan bahwa kebijakan kontra-terorisme telah diterapkan di ibu kota Moskow dan beberapa wilayah lainnya.

Yevgeny Prigozhin selaku kepala kelompok tentara bayaran Wagner, telah bersumpah "melakukan semua cara" untuk menggulingkan para pemimpin militer Rusia, beberapa jam setelah Kremlin menuduhnya melakukan "pemberontakan bersenjata".

Yevgeny Prigozhin mengatakan para anggota Wagner pimpinannya telah melintasi perbatasan dari Ukraina ke Rusia, memasuki Kota Rostov-on-Don.

Prigozhin mengatakan anak buahnya akan menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalan mereka.

Gubernur setempat mengimbau warga di sana untuk tetap tenang dan tetap berada di dalam rumah.

Prigozhin mengklaim bahwa pasukannya telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Rusia yang "menembaki konvoi sipil". Dia tidak memberikan lokasi dan pernyataan tersebut tidak dapat segera diverifikasi.

Kelompok Wagner adalah tentara bayaran swasta yang telah berperang bersama tentara reguler Rusia di Ukraina.

Ketegangan meningkat di antara mereka tentang cara perang itu dilangsungkan. Prigozhin secara blak-blakan mengritik para pemimpin militer Rusia dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Jumat (23/06), pemimpin tentara bayaran berusia 62 tahun itu menuduh militer melancarkan serangan rudal mematikan terhadap pasukannya dan bersumpah akan menghukum mereka. Dia tidak memberikan bukti atas tuduhannya itu.

Pihak berwenang membantah terjadinya serangan tersebut dan menuntut Prigozhin menghentikan "tindakan ilegal" -nya.

Prigozhin mengatakan "kejahatan" para pemimpin militer Rusia harus dihentikan dan bersumpah akan "berkonvoi demi keadilan".

"Mereka yang membunuh pemuda kami, dan puluhan ribu nyawa tentara Rusia [dalam perang di Ukraina] akan dihukum," katanya dalam pesan audio yang diunggah ke platform media sosial Telegram.

"Saya meminta Anda untuk tidak melawan. Siapa pun yang melakukannya akan dianggap sebagai ancaman dan dihancurkan. Itu berlaku untuk setiap pos pemeriksaan dan pesawat dalam perjalanan kami.

"Kekuasaan kepresidenan, pemerintah, polisi, dan penjaga Rusia akan bekerja seperti biasa.

"Ini bukan kudeta militer, tapi konvoi keadilan. Tindakan kami tidak mengganggu pasukan dengan cara apa pun."

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kabar terbaru sepanjang waktu tentang situasi tersebut, kata juru bicaranya.

Keamanan di Moskow ditingkatkan pada Jumat malam di lokasi-lokasi utama di Moskow, termasuk gedung-gedung pemerintah dan fasilitas transportasi, demikian dilaporkan kantor berita Rusia TASS.

Gubernur wilayah Lipetsk di Rusia juga meminta warga untuk tidak melakukan perjalanan ke selatan.

Lipetsk berada sekitar 280 km sebelah timur laut dari perbatasan Ukraina, dan lebih dari 500 km di utara Rostov.

Dalam tulisannya di Telegram, Igor Artamonov menyebut langkah-langkah keamanan di kawasan itu diperketat, dengan fokus khusus pada sejumlah fasilitas infrastruktur penting.

Melalui cuitan pada Jumat malam, Kementerian Pertahanan Ukraina hanya mengatakan: "Kami sedang menonton."

Gedung Putih mengatakan sedang memantau situasi dan akan berkonsultasi dengan sekutu AS.

Jenderal Sergei Surovikin, wakil kepala pasukan Rusia di Ukraina, yang kepemimpinannya dipuji Prigozhin di masa lalu, memintanya untuk "menghentikan konvoi dan mengembalikan mereka ke pangkalan mereka".

"Kami satu darah, kami adalah pejuang," katanya dalam sebuah video. "Anda tidak boleh menguntungkan musuh pada saat yang sulit bagi negara kita."

Komandan senior lainnya, Letnan Jenderal Vladimir Alekseyev, menggambarkan tindakan kepala tentara bayaran Wagner itu sebagai "tikaman terhadap negara dan presiden".

Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa FSB, dinas keamanan Rusia, telah menempuh gugatan pidana terhadap Prigozhin, menuduhnya "menyerukan pemberontakan bersenjata" dan mencoba memulai konflik sipil bersenjata di Rusia.

FSB juga dilaporkan meminta tentara Wagner untuk tidak mematuhi perintah Prigozhin dan mengambil langkah untuk menangkapnya.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa "semua laporan Prigozhin yang tersebar di media sosial" tentang serangan Rusia terhadap kamp-kamp Wagner "tidak benar dan merupakan provokasi informasi".

Laporan Prigozhin yang dimaksud adalah pesan video pada Mei lalu. Kala itu, Prigozhin berdiri di antara jasad-jasad anak buahnya sembari marah-marah terhadap Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu - serta Kepala Staf Umum Valery Gerasimov - karena tidak memberi mereka amunisi yang cukup.

Pada hari Jumat, dia menyatakan bahwa perang di Ukraina telah dimulai "agar Shoigu bisa menjadi Marsekal".

"Kementerian Pertahanan berusaha menipu publik, menipu presiden, dan menceritakan sebuah kisah bahwa ada agresi gila oleh Ukraina, bahwa - bersama dengan seluruh blok NATO - Ukraina berencana menyerang kami," katanya.

Sejarah Wagner Group

Wagner Group, yang dalam bahasa Rusia adalah Gruppa Vagnera, secara resmi dikenal sebagai Wagner PMC [Private Military Company/Perusahaan Militer Swasta].

Ia adalah organisasi paramiliter yang didanai negara Rusia. Sebagai tentara swasta secara

, kelompok ini sejatinya beroperasi di luar hukum di Rusia karena undang-undang Rusia melarang adanya perusahaan militer swasta.

Wagner Group terindikasi digunakan sebagai wakil oleh pemerintah Rusia, memungkinkan negara Rusia untuk memiliki penyangkalan masuk akal untuk operasi militer di luar negeri, dan memungkinkan untuk menyembunyikan korban sebenarnya dari intervensi asing Rusia.

Kelompok ini menggunakan infrastruktur Angkatan Bersenjata Rusia dan awalnya secara rahasia didanai oleh negara, meski Presiden Vladimir Putin—usai pemberontakan Wagner—blakblakan bahwa negara mendanai kelompok tersebut setidaknya hingga tahun 2023.

Tentara bayaran ini didirikan pada tahun 2014 oleh mantan pejabat GRU [badan intelijen Rusia] Dmitry Utkin dan pengusaha katering Yevgeny Prigozhin.

Kelompok ini menjadi terkenal selama Perang Donbas di Ukraina, di mana mereka membantu pasukan separatis pro-Rusia dari 2014 hingga 2015.

Di luar konflik Ukraina, kelompok ini dilaporkan mengambil bagian dalam konflik di seluruh dunia, termasuk perang saudara di Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah dan Mali.

Bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin yang melakukan pemberontakan terhadap militer Rusia. Dia menjalankan bisnis di banyak negara yang jadi sumber uang. Foto/REUTERS

telah menjadi sorotan dunia setelah melakukan pemberontakan singkat terhadap militer Presiden Vladimir Putin akhir pekan lalu.

Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengakhiri pemberontakan setelah mencapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju mengakhiri pemberontakan dengan imbalan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow dan dia dibiarkan pergi ke pengasingan di Belarusia.

Setelah pemberontakan bersenjata itu berakhir, tentara Rusia menggeledah kantor Prigozhin di St Petersburg.

Dalam penggeledahan itu ditemukan kotak-kotak berisi uang tunai 4 miliar rubel atau lebih dari Rp700 miliar. Kotak-kotak berisi uang tunai itu ditemukan di dalam mobil di dekat kantor Prigozhin.

Bos Wagner, tanpa menyebutkan lokasi dirinya, mengonfirmasi bahwa uang tunai itu memang miliknya untuk menggaji para tentara swasta Wagner Group.

Inggris Nyatakan Kelompok Tentara Bayaran Wagner sebagai Organisasi Teroris

Rabu, 6 September 2023 - 09:04 WIB

London – Inggris akan menjadikan kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, sebagai organisasi terlarang dan memberikan cap sebagai teroris.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Suella Braverman mengatakan pada Selasa, 5 September 2023, bahwa Inggris berencana menjadikan Grup Wagner sebagai organisasi terlarang berdasarkan undang-undang anti-teror. Sehingga Inggris akan menempatkan Grup Wagner setara dengan ISIS dan Al-Qaeda.

“Wagner adalah organisasi yang penuh kekerasan dan destruktif yang telah bertindak sebagai alat militer Rusia di bawah pimpinan Vladimir Putin di luar negeri,” menurut pernyataan Braverman, dikutip dari Arab News, Rabu, 6 September 2023.

Menguak Habis Apa Itu Wagner Group

Proksi Kremlin: Tentara Bayaran Wagner

Relasi Rusia-Afrika tidak terbatas di level pemerintahan saja. Sejumlah rezim juga menyewa tentara bayaran milik jaringan kontraktor swasta Rusia. Salah satu yang kerap disebut adalah Wagner Group.

Meskipun terdengar seperti nama perusahaan yang valid, organisasi ini sebenarnya tidak eksis secara hukum. Pasalnya, konstitusi Rusia melarang segala bisnis yang menawarkan jasa tentara bayaran atau Private Military Company (PMC).

Wagner pertama kali beroperasi saat Rusia menganeksasi Krimea pada 2014 silam. Mereka dikirim ke Donbas, kawasan timur Ukraina, untuk mendukung kelompok separatis dalam memerangi pasukan nasional Ukraina. Wilayah tersebut kini sudah menjadi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk—dan tentu saja diakui Kremlin.

Setahun kemudian Wagner berekspansi ke Suriah sampai akhirnya meluber ke negara Afrika lain.

Menurut The Economist, setidaknya sepuluh ribu laki-laki pernah bekerja untuk Wagner. Mereka yang direkrut biasanya meliputi “kalangan profesional perang”, pengangguran, atau seorang romantis yang ingin mengabdi pada negara, demikian pengakuan seorang eks-tentara Wagner kepada BBC. Bayarannya bisa dibilang lumayan. Untuk misi di Afrika, misalnya, para tentara bayaran bisa mengantongi sampai 4.000 dolar AS (sekitar Rp57 juta) per bulan.

Berbagai laporan menyebut Wagner didirikan dan dipimpin oleh Dmitry Utkin, veteran Perang Chechen yang bekerja untuk GRU, unit intelijen militer Rusia, sampai 2013. Utkin diduga menamai jaringan organisasinya “Wagner” karena terinspirasi dari komponis favorit Adolf Hitler, Richard Wagner (ia juga merajam tubuhnya dengan tato simbol Nazi).

Namun, menurut tim investigasi Bellingcat, belum ada kesimpulan final bahwa Utkin memang aktor utama di balik Wagner. Mereka mengatakan tidak menutup kemungkinan Utkin sengaja dijadikan umpan atau tameng oleh pihak lain yang lebih berkuasa di pemerintahan.

Utkin terakhir kali terlihat di publik pada 2016 ketika menerima penghargaan Order of Courage berkat perannya di timur Ukraina dan Suriah. Kehadiran Utkin dan wakilnya, Andrei Troshev, dilaporkan oleh jurnalis Novaya Gazeta Denis Korotkov.

Korotkov adalah orang yang sejak 2020 menghadapi tuntutan dari otoritas Rusia karena dituding ikut gerakan Negara Islam. Disinyalir itu hanya kriminalisasi karena dia dikenal luas tengah berupaya menelusuri kaitan antara Wagner dengan miliuner pengusaha katering yang dekat dengan Kremlin dan mantan kriminal-rampok, Yevgeny Prigozhin. Prigozhin pernah mendekam di penjara selama nyaris satu dekade sebelum memutuskan berkecimpung di bisnis kuliner pada dekade 1990-an.

Restoran Prigozhin sering dikunjungi oleh Vladimir Putin pada masa awal menjabat sebagai presiden. Karena terikat kontrak katering acara-acara besar di Kremlin, Prigozhin dikenal dengan nama panggilan “kokinya Putin”.

Di samping itu, Prigozhin juga dikenal sebagai orang suruhan Putin untuk melakukan pekerjaan “kotor”. Salah satunya disebut-sebut membiayai Badan Riset Internet alias “pabrik troll” di media sosial yang ikut campur tangan dalam politik domestik Amerika Serikat, termasuk saat pemilu presiden 2016 dan pemilu interim 2018. Hal ini membuatnya dijatuhi sanksi oleh otoritas AS.

Departemen Keuangan AS menyebut Prigozhin terlibat dalam eksploitasi sumber daya alam di sektor pertambangan mineral di Sudan. Prigozhin juga dilaporkan punya hubungan dengan perusahaan tambang, keamanan, dan logistik di Republik Afrika Tengah yang segala operasionalnya dikelola oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Rusia.

Selain itu, nama Prigozhin juga disinggung dalam kesepakatan minyak dan gas antara perusahaan Rusia, Evro Polis, dan pemerintah Suriah. Kerja sama ini disepakati tak lama sebelum tentara bayaran Wagner dikirim untuk berperang melawan pasukan AS di provinsi kaya minyak dan gas, Deir ez-Zor, pada 2018.

Selain disanksi karena mengintervensi politik domestik, ia juga dihukum karena diyakini merupakan manajer sekaligus penyandang dana operasi-operasi Wagner di luar negeri sembari memupuk kekayaan dari sana.

Menurut temuan German Council on Foreign Relations, markas Wagner dikontrol oleh GRU. Beberapa operasi Wagner juga menggunakan pesawat milik Kementerian Pertahanan. Bahkan, tentara-tentara Wagner yang terluka—misalnya dalam pertempuran Deir ez-Zor di Suriah—dievakuasi di rumah sakit militer Rusia. Tak hanya itu, paspor tentara Wagner juga diterbitkan oleh kantor cabang khusus yang biasa menangani dokumen untuk orang-orang Kementerian Pertahanan.

Atas dasar itu semua, András Rácz dari German Council on Foreign Relations mengatakan alih-alih perusahaan swasta yang menyediakan jasa keamanan biasa, Wagner lebih tepat disebut sebagai “organisasi proksi” yang menyokong kepentingan pemerintah Rusia.

Sementara Candace Rondeaux dari think tank New America mengungkapkan pada The Intercept bahwa Wagner merupakan “pisau tentara Swiss serbaguna” yang bisa dipakai untuk kepentingan perang gerilya bahkan perang psikologis. Rondeaux juga menyebut tujuan sekunder Wagner tak lain untuk “menciptakan kesan bahwa Rusia bisa memproyeksikan dirinya secara militer di mana saja di penjuru dunia.”

Perang Ukraina: Kepala tentara bayaran Wagner tinggalkan Rusia setelah hentikan konvoi ke Moskow

Sumber gambar, Reuters

Diperbarui 25 Juni 2023

Pasukan tentara bayaran Wagner dilaporkan mulai meninggalkan Kota Rostov-on-Don dan tak lagi bergerak menuju Moskow, kurang dari 24 jam setelah upaya pemberontakan.

Pimpinan kelompok tersebut, Yevgeny Prigozhin, mengatakan telah menginstruksikan kepada seluruh anak buahnya untuk kembali ke Ukraina guna menghindari pertumpahan darah.

Prigozhin sendiri bakal pindah ke negara tetangga Belarus. Adapun dakwaan terhadapnya dan pasukannya akan dibatalkan, lapor media pemerintah Rusia.

Semula kelompok tentara bayaran Wagner dilaporkan mengambil alih komando militer regional dan merebut fasilitas militer Rusia di Voronezh, kota lain di utara, menuju Moskow.

Pergerakan kelompok tersebut mendorong Kremlin untuk memberlakukan keamanan ketat di banyak wilayah, termasuk Moskow. Bahkan walikota ibu kota telah mengimbau penduduk untuk menghindari bepergian.

Ada juga peringatan bahwa ribuan pasukan elite Chechnya sedang menuju ke Moskow untuk melawan tentara Wagner, jika diperlukan.

Akan tetapi, kondisi darurat ini tiba-tiba mereda pada Sabtu (24/06) malam, setelah pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko, mengadakan pembicaraan dengan Prigozhin, menurut stasiun televisi Rossiya 24.

Beberapa jam kemudian, muncul video yang menunjukkan pasukan Wagner meninggalkan Rostov dan pemimpin mereka diantar dengan diiringi sorak-sorai serta jabat tangan pendukung.

Sumber gambar, Reuters

• Kepala kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, melontarkan kata-kata makian yang menyalahkan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, atas perang di Ukraina. Prigozhin mengklaim Shoigu melakukannya untuk mendapatkan penghargaan militer.

• Prigozhin kemudian bersumpah untuk "berkonvoi demi keadilan" dan menuduh Kremlin menyerang pasukannya dengan serangan misil pada Jumat (23/06).

• Keamanan ditingkatkan di Moskow Jumat malam setelah Prigozhin menyerukan pemberontakan bersenjata.

• Prigozhin menyatakan 25.000 pasukannya telah melintasi perbatasan dari Ukraina pada dini hari.

• Wali Kota Moskow mengumumkan langkah-langkah anti-teroris diambil untuk memperkuat keamanan dan di Rostov-on-Don, dekat perbatasan Ukraina, penduduk disuruh tetap di rumah.

• Sesaat sebelum pukul 06:00 BST muncul video online yang memperlihatkan Prigozhin di dalam markas militer Rusia selatan.

• Presiden Rusia Vladimir Putin mencela "petualangan kriminal" dan memperingatkan hukuman dalam pidato TV sekitar pukul 08:00.

• Sepanjang hari, pasukan Wagner bergerak di jalan tol M4 menuju Moskow, termasuk merebut fasilitas militer di Voronezh.

• Tepat sebelum pukul 18:30, Prigozhin mengatakan di saluran Telegramnya bahwa dia telah setuju untuk "menghentikan" pergerakan pasukannya.

• Belarus mengungkapkan pemimpinnya, Alexander Lukashenko, telah mengadakan pembicaraan dengan Prigozhin, dan Putin telah menyetujui pembicaraan tersebut

• Sekitar pukul 21:00 media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Prigozhin akan berangkat ke Belarus. Adapun tuntutan pidana terhadapnya dan pasukannya akan dicabut.

Sumber gambar, Reuters

Siapa Yevgeny Prigozhin, bos tentara bayaran Wagner yang tewas akibat pesawat jatuh?

Sumber gambar, Getty Images

Sejak berakhirnya pemberontakan bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin di Rusia dua bulan lalu, selalu ada kesan bahwa sosok yang sudah lama hidup penuh risiko ini telah bertindak berlebihan.

Dengan munculnya kabar bahwa dia berada di pesawat jet pribadinya yang jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Petersburg, ini menjadi akhir yang mengejutkan sekaligus tragis dari kehidupannya yang sangat bergejolak.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan jasa Prigozhin selama bertahun-tahun.

Namun pemberontakan gagal yang melibatkan tentara bayaran Wagner dianggap telah melampaui batas.

Putin mengutuk pemberontakan itu dan menyebutnya sebagai “pengkhianatan”. Setelahnya, tampak jelas bahwa peran Prigozhin di Rusia berakhir.

Prigozhin menghabiskan awal masa mudanya di penjara St Petersburg. Dia membangun bisnis katering yang berkembang pesat pada 1990-an. Bisnis katering itu membuatnya kaya dan mendapat perlindungan dari Putin.

Namun, petualangan Prigozhin sebagai tentara bayaran di Afrika, Suriah, dan Ukraina-lah yang menjadikannya sebagai seorang tokoh militer.

Akan tetapi dinamika kehidupannya berubah setelah Rusia menginvasi Ukraina, sehingga bekas koki presiden ini meraup kekuasaan serta kekayaan.

Laporan-laporan yang belum bisa dikonfirmasi menunjukkan bahwa pesawat Embraer Legacy milik Prigozhin terkena dua semburan api dari pertahanan udara militer.

Sumber gambar, Reuters

Kalau pesawat itu dengan sengaja dijatuhkan, tak banyak yang kaget mengingat Prigozhin memiliki banyak musuh. Dmitry Utkin, yang merupakan komandan Wagner pertama Prigozhin, juga merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut.

Prigozhin, 62 tahun, tampaknya lolos dari hukuman atas pemberontakan singkatnya yang berujung gagal terhadap Kremlin.

Berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, banyak tentara bayarannya dibolehkan kembali ke kamp di Belarus.

Sedangkan Prigozhin bisa pergi ke Rusia, lalu muncul di St Petersburg dengan pakaian santai selama pertemuan puncak para pemimpin Afrika di Rusia pada akhir Juli.

Videonya yang jenaka namun berbisa, yang berisi kata-kata kasar terhadap kegagalan lembaga pertahanan Rusia kemudian berakhir.

Televisi pemerintah selanjutnya menyiarkan penggerebekannya di sebuah rumah mewah di sekitar St Petersburg.

Sumber gambar, Reuters

Namun Prigozhin tidak pernah diam-diam pergi ke Belarus. Baru pada pekan ini, muncul video pidato pertamanya sejak pemberontakan yang gagal itu.

Latar belakang video itu berupa gurun, yang menunjukkan bahwa video tersebut diambil di Afrika.

Sambil mengenakan perlengkapan tempur, Prigozhin mengatakan bahwa suhu di sana mencapai 50C dan kelompok Wegner sedang merekrut tentara-tentara baru untuk menjadikan Rusia “lebih kuat di semua benua, dan Afrika bahkan lebih bebas”.

Prigozhin tampaknya kembali ke cikal bakal tentara bayaran yang dia tinggalkan beberapa tahun lalu ketika mendirikan perusahaan militer swasta Wagner, yang membantu menopang sekutu Rusia di Republik Afrika Tengah dan Suriah, dan menantang pengaruh Prancis di Mali.

Meskipun dia menyangkalnya selama bertahun-tahun, Prigozhin juga mendirikan tempat propaganda para blogger pro-Kremlin di sebuah kantor yang misterius di St Petersburg.

Sumber gambar, Getty Images

AS menyalahkan Badan Riset Internet miliknya karena memanfaatkan perang informasi untuk ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016.

Pada tahun ini, Prigozhin mengakui gagasan itu: “Ide ini diciptakan untuk melindungi ruang informasi Rusia dari propaganda anti-Rusia yang kasar dan agresif dari Barat.”

Dia menghabiskan waktu selama hampir satu dekade di penjara pada era terakhir Soviet karena kasus perampokan dan penipuan.

Namun ketika Rusia baru melupakan masa lalu Sovietnya, Prigozhin beralih ke bisnis katering.

Mulanya dia menjual hotdog, lalu beralih ke kulinter yang lebih mewah, dengan membuka beberapa restoran yang lebih mewah di St Petersburg.

Putin, yang saat itu menjabat sebagai wakil wali kota, memantau perkembangan ini.

“Vladimir Putin melihat bagaimana saya membangun bisnis dari sebuah kios,” katanya beberapa tahun kemudian.

Sumber gambar, Getty Images

Setelah Putin menjadi presiden, dia menjamu para pemimpin global seperti Jacques Chirac dari Prancis di restoran milik Prigozhin.

Bisnis katering yang sedang naik daun ini kemudian dijuluki “koki Putin”.

Ketika bisnis tentara bayaran memberinya pengaruh militer dan uang, bisnis katering inilah yang mengalirkan kekayaan kepada Prigozhin hingga tahun ini.

Tidak lama setelah pemberontakan Wagner yang gagal, Putin mengungkapkan bahwa tentara Prigozhin sepenuhnya didanai sebesar US$1 miliar (Rp15,24 triliun) oleh negara selama 12 bulan.

Sedangkan US$1 miliar lainnya disalurkan ke perusahaan katering Concord milik Prigozhin untuk memberi makan tentara-tentaranya.

Namun, hal itu hanya terjadi dalam kurun satu tahun. Laporan menunjukkan bahwa dia telah menerima lebih dari US$18 miliar (Rp274,4 triliun) dari kontrak dengan pemerintah sejak 2014.

Propagandis Kremlin, Dmitry Kiselyov, mengatakan bahwa uang sebanyak itu telah membuat Prigozhin “melewati batas”, namun eksploitasi di medan perang yang dilakukan oleh anak buahnya yang membuatnya merasa kebal.

“Dia pikir dia bisa menantang kementerian pertahanan, negara, dan presiden secara pribadi.”

Hal ini terjadi ketika kampanye militer Rusia di Ukraina gagal tahun lalu dan pejuang Wagner pimpinan Prigozhin mempelopori kampanye berdarah untuk merebut Kota Bakhmut di wilayah timur.

Sumber gambar, Telegram

Pada September lalu, Prigozhin mengunjungi penjara-penjara di seluruh Rusia dan menawarkan narapidana kesempatan untuk meringankan hukuman mereka sebagai imbalan jika bergabung dengan Wagner.

Ribuan orang tewas dalam perjuangan merebut Bakhmut. Banyak dari mereka adalah mantan tahanan yang tidak berpengalaman dan bersenjata lengkap.

Saat pertempuran mencapai puncaknya, Prigozhin muncul di video yang beredar di media sosial sambil berdiri di antara jenazah para tentara bayaran dan meminta amunisi.

Dia menunjukkan kebenciannya pada menteri pertahanan loyalis Presiden Putin, Sergei Shoigu, dan panglima angkatan bersenjata Valery Gerasimov.

"Shoigu! Gerasimov! Di mana... amunisinya?... Mereka datang ke sini sebagai sukarelawan dan mati demi Anda untuk menggemukkan diri Anda di kantor mahoni Anda," katanya.

Prigozhin menghindari kritik langsung terhadap presiden, dan malah selalu menyalahkan komandannya.

Namun ketika para panglima militer mengumumkan rencana untuk menempatkan pasukan Wagner dan “detasemen sukarela” lainnya di bawah struktur komando utama, Prigozhin tampak tersentak.

Ketika dia bersiap meluncurkan “gerakan untuk keadilan”, dia mempertanyakan invasi besar-besaran ke Ukraina dan menuduh Menhan Shoigu bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara Rusia.

Kremlin mengecam anggapan "histeria" bahwa pemberontakan Prigozhin telah melemahkan kekuasaan Vladimir Putin.

Setidaknya ini adalah awal dari berakhirnya pengaruh Prigozhin yang luar biasa dan berumur panjang di Rusia terhadap kepemimpinan Putin.

Pemberontakan tentara bayaran Wagner Group di Rusia berakhir setelah kesepakatan damai dengan pemerintah. Sebelumnya mereka sempat melakukan pemberontakan bersenjata dan berseteru dengan Presiden Vladimir Putin. Kini mereka telah menarik diri dari Moskow.

Wagner Group merupakan tentara bayaran Putin yang banyak terlibat dalam perang Rusia-Ukraina. Kelompok ini pertama kali berdiri pada 2014 lalu, ketika mereka mendukung pasukan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Para kombatan bayaran Wagner Group kerap berada di garis depan pertempuran Ukraina dan bertaruh nyawa mereka. Bahkan, salah satu personel bisa dibunuh anggota sendiri jika kabur dari pertempuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan risiko yang tinggi, tentara Wagner Group juga mendapat bayaran yang besar. Dilansir Middle East Eye, Rabu (28/6/2023), sebelum ada perang, tentara Wagner dibayar US$ 3.000-5.000 atau Rp 45 juta-75 juta sebulan. Setelah perang pecah di Ukraina, gaji mereka meningkat jadi US$ 10.000 atau Rp 151 juta.

Dengan gaji yang menggiurkan ini, Wagner berusaha menawarkan upah tersebut kepada para pejuang asing dari Turki, Serbia, Ceko, Polandia, Hongaria, Jerman, Kanada, Moldova, dan Amerika Latin. Para prajurit asing ini bahkan disebut ditawarkan upah yang lebih tinggi dari gaji biasanya.

Wagner juga diyakini sering menghubungi kelompok kriminal lokal di Amerika Latin dan negara-negara Eropa seperti Ceko, Moldova, dan Hongaria untuk direkrut. Wagner disebut ingin memiliki pasukan yang haus darah dan tak segan membunuh demi uang.

"Mereka biasanya akan merekrut orang-orang dengan pengalaman militer yang solid, namun invasi telah mengubah Wagner.Sekarang mereka mencoba menjangkau individu-individu yang tidak akan ragu untuk membunuh orang dan membutuhkan uang tunai," kata sumber anonim kepada Middle East Eye.

Menurut sumber, informasi perekrutan ini sendiri sudah mulai disebarkan lewat oligarki Rusia yang tinggal di Eropa dan perantara-perantara mereka yang memiliki hubungan dengan kelompok kriminal setempat. Para perantara digambarkan sebagai orang-orang yang akrab dengan pro-Rusia lokal, mantan tentara, dan organisasi kriminal.

Bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin saat memimpin pemberontakan bersenjata di Rusia, 24 Juni 2023. Foto/REUTERS/Alexander Ermochenko

telah menjadi sorotan duniasetelah melakukan kudeta militer di

yang tiba-tiba dibatalkan di tengah jalan. Ini adalah tentara bayaran yang aksinya atas nama Moskow memukau dalam perang di Ukraina.

Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin menyangkal aksinya pada Sabtu pekan lalu sebagai kudeta militer untuk menggulingkan pemerintah Presiden Vladimir Putin. Menurutnya, konvoi bersenjata itu hanya demo protes biasa untuk menuntut pemecatan para petinggi militer Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Panglima Militer Jenderal Valery Gerasimov.

VIVA Militer: Tentara bayaran PMC Wagner Group Rusia

“Sementara rezim Putin memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap monster yang diciptakannya, aktivitas destabilisasi Wagner yang terus berlanjut hanya akan terus mendukung tujuan politik Kremlin.”

Berdasarkan Undang-Undang Terorisme tahun 2000, Menteri Dalam Negeri mempunyai wewenang untuk melarang suatu organisasi jika mereka yakin organisasi tersebut terlibat dalam terorisme.

Perintah pelarangan itu akan menjadikan kelompok tersebut sebagai tindak pidana.

“Mereka adalah teroris, jelas dan sederhana, dan perintah pelarangan ini memperjelas hal itu dalam hukum Inggris,” ujarnya.

“Wagner terlibat dalam penjarahan, penyiksaan dan pembunuhan keji."

Dia juga menambahkan, operasi kelompok itu di Ukraina, Timur Tengah dan Afrika merupakan ancaman terhadap keamanan global.

“Itulah sebabnya kami melarang organisasi teroris ini dan terus membantu Ukraina sebisa mungkin dalam perjuangannya melawan Rusia.”

Rancangan langkah-langkah untuk melarang Grup Wagner berdasarkan undang-undang tersebut akan diajukan ke Parlemen pada hari ini, 6 September 2023.

Sebelumnya, pada bulan Juli, Inggris mengumumkan sanksi terhadap 13 individu dan perusahaan yang dikatakan memiliki hubungan dengan kelompok Rusia di Afrika, dan menuduh mereka melakukan kejahatan di sana termasuk pembunuhan dan penyiksaan.

“Mereka adalah teroris, jelas dan sederhana, dan perintah pelarangan ini memperjelas hal itu dalam hukum Inggris,” ujarnya.